Penting banget nih, Sobat Alam! Kelestarian alam adalah kunci kehidupan kita, terutama di era di mana perubahan iklim, polusi, dan kerusakan lingkungan jadi momok menakutkan. Selain itu, menjaga alam juga bisa memberikan manfaat ekonomi jangka panjang dan warisan untuk generasi mendatang.
Nah, ada berita keren nih! BRI (Bank Rakyat Indonesia) melakukan aksi nyata dalam menjaga alam lewat program CSR mereka yang dikenal sebagai "BRI Peduli." Mereka terus mendukung prinsip Environmental, Social, dan Governance (ESG) dengan program "BRI Peduli Grow & Green."
Sebelumnya, mereka berhasil menanam 10.000 bibit Mangrove di Bekasi, 2.500 bibit durian di Berau, Kalimantan Timur, dan 500 tanaman Mangrove di Kepulauan Seribu. Sekarang, program "BRI Grow & Green" menyambangi Kabupaten Samosir, Sumatera Utara. Mereka menanam 2.500 bibit pohon, termasuk bibit kopi, pinus, dan aren.
BRI berkolaborasi dengan Yayasan Bakau Manfaat Universal untuk menyalurkan bantuan bibit pohon ini ke Kelompok Tani Hutan (KTH) Marsada yang berada di Desa Hariara Pintu, Kabupaten Samosir. Harapannya, kelompok ini akan merawat pohon-pohon produktif tersebut sehingga hasilnya bisa dinikmati oleh masyarakat.
Program "BRI Peduli Grow & Green" nggak hanya memberikan bibit pohon, tapi juga melibatkan desain program, penanaman, pemeliharaan, dan pendataan perkembangan pohon. Selain itu, mereka juga bakal mengukur potensi penyerapan karbon selama 3-4 tahun ke depan.
Yayasan Bakau Manfaat Universal adalah organisasi nirlaba yang fokus pada pengelolaan lingkungan, sosial, dan kemanusiaan. Mereka punya pengalaman dan alat untuk memonitor pohon dan penyerapan karbon dengan baik. Hal ini akan mempermudah pemantauan hasil penanaman.
Ketua Yayasan Bakau Manfaat Universal, Nasir, menjelaskan bahwa mereka memulai dengan mengidentifikasi lokasi yang potensial. Mereka mencari kelompok masyarakat yang sudah memiliki lahan yang sah dan dikelola dengan benar. Setelah itu, program disesuaikan dengan kebutuhan daerah dan diawasi secara rutin.
Selain menjaga alam, program ini juga membantu menyerap tenaga kerja dan memberdayakan kelompok tani. Ketua KTH Marsada, Saroha Siregar, senang dengan bantuan dari BRI. Mereka nggak cuma ikut menjaga hutan sekitar Danau Toba, tapi juga memberdayakan masyarakat sekitar.
Mereka berharap bahwa hasil penanaman ini akan memberikan manfaat di masa depan, seperti kopi yang bisa dipanen dalam 3 tahun, gula aren dalam 8 tahun, dan pinus dalam 20-25 tahun ke depan. Selain itu, menjaga hutan juga berkontribusi positif dalam meningkatkan pasokan air di sekitar Danau Toba.
Corporate Secretary BRI, Agustya Hendy Bernadi, menjelaskan bahwa BRI konsisten mendukung pelestarian lingkungan dan upaya bebas emisi karbon pada tahun 2060. Penanaman 2.500 bibit pohon di Kabupaten Samosir adalah bentuk nyata dukungan BRI untuk menjaga alam Danau Toba.
Mereka berharap bahwa penanaman Mangrove di Samosir akan bermanfaat untuk kelestarian dan keberlanjutan alam Danau Toba. Mereka juga menitipkan pesan kepada masyarakat setempat untuk menjaga dan merawat pohon-pohon tersebut. Semoga aksi ini terus berlanjut demi alam yang lebih baik!
Nah, ada berita keren nih! BRI (Bank Rakyat Indonesia) melakukan aksi nyata dalam menjaga alam lewat program CSR mereka yang dikenal sebagai "BRI Peduli." Mereka terus mendukung prinsip Environmental, Social, dan Governance (ESG) dengan program "BRI Peduli Grow & Green."
Sebelumnya, mereka berhasil menanam 10.000 bibit Mangrove di Bekasi, 2.500 bibit durian di Berau, Kalimantan Timur, dan 500 tanaman Mangrove di Kepulauan Seribu. Sekarang, program "BRI Grow & Green" menyambangi Kabupaten Samosir, Sumatera Utara. Mereka menanam 2.500 bibit pohon, termasuk bibit kopi, pinus, dan aren.
BRI berkolaborasi dengan Yayasan Bakau Manfaat Universal untuk menyalurkan bantuan bibit pohon ini ke Kelompok Tani Hutan (KTH) Marsada yang berada di Desa Hariara Pintu, Kabupaten Samosir. Harapannya, kelompok ini akan merawat pohon-pohon produktif tersebut sehingga hasilnya bisa dinikmati oleh masyarakat.
Program "BRI Peduli Grow & Green" nggak hanya memberikan bibit pohon, tapi juga melibatkan desain program, penanaman, pemeliharaan, dan pendataan perkembangan pohon. Selain itu, mereka juga bakal mengukur potensi penyerapan karbon selama 3-4 tahun ke depan.
Yayasan Bakau Manfaat Universal adalah organisasi nirlaba yang fokus pada pengelolaan lingkungan, sosial, dan kemanusiaan. Mereka punya pengalaman dan alat untuk memonitor pohon dan penyerapan karbon dengan baik. Hal ini akan mempermudah pemantauan hasil penanaman.
Ketua Yayasan Bakau Manfaat Universal, Nasir, menjelaskan bahwa mereka memulai dengan mengidentifikasi lokasi yang potensial. Mereka mencari kelompok masyarakat yang sudah memiliki lahan yang sah dan dikelola dengan benar. Setelah itu, program disesuaikan dengan kebutuhan daerah dan diawasi secara rutin.
Selain menjaga alam, program ini juga membantu menyerap tenaga kerja dan memberdayakan kelompok tani. Ketua KTH Marsada, Saroha Siregar, senang dengan bantuan dari BRI. Mereka nggak cuma ikut menjaga hutan sekitar Danau Toba, tapi juga memberdayakan masyarakat sekitar.
Mereka berharap bahwa hasil penanaman ini akan memberikan manfaat di masa depan, seperti kopi yang bisa dipanen dalam 3 tahun, gula aren dalam 8 tahun, dan pinus dalam 20-25 tahun ke depan. Selain itu, menjaga hutan juga berkontribusi positif dalam meningkatkan pasokan air di sekitar Danau Toba.
Corporate Secretary BRI, Agustya Hendy Bernadi, menjelaskan bahwa BRI konsisten mendukung pelestarian lingkungan dan upaya bebas emisi karbon pada tahun 2060. Penanaman 2.500 bibit pohon di Kabupaten Samosir adalah bentuk nyata dukungan BRI untuk menjaga alam Danau Toba.
Mereka berharap bahwa penanaman Mangrove di Samosir akan bermanfaat untuk kelestarian dan keberlanjutan alam Danau Toba. Mereka juga menitipkan pesan kepada masyarakat setempat untuk menjaga dan merawat pohon-pohon tersebut. Semoga aksi ini terus berlanjut demi alam yang lebih baik!
EmoticonEmoticon