Baru-baru ini, masyarakat dihebohkan dengan pesan-pesan singkat melalui WhatsApp yang menawarkan pekerjaan freelance. Tapi, hati-hati! Ternyata pesan-pesan tersebut merupakan modus penipuan dengan dalih lowongan pekerjaan palsu.

Kasus-kasus penipuan semacam ini memiliki pola yang serupa, yaitu menawarkan pekerjaan freelance yang mudah dilakukan hanya melalui ponsel. Salah satu korban, @Giarsyahsyifa, mengaku telah tertipu dan kehilangan uang sebesar Rp 21 juta. 


Ia menerima pesan dari seseorang yang mengaku sebagai perusahaan media partner iklan dan pemasaran dengan cabang di berbagai negara. Pekerjaan yang ditawarkan adalah meningkatkan performa video di YouTube dengan cara memberikan like dan subscribe.

Awalnya, korban diberikan 20 tugas like dan subscribe setiap harinya, dengan bonus Rp 15.000 untuk setiap tiga tugas yang diselesaikan. Setelah korban menyetujui tawaran tersebut, ia dimasukkan ke dalam grup Telegram yang beranggotakan sekitar 300 orang. 

Beberapa tugas berhasil diselesaikan dan korban memperoleh bonus yang dijanjikan. Namun, kemudian korban diminta untuk melakukan deposit sebagai "tugas peningkatan" dengan tujuan meningkatkan transaction rate di situs kripto.

Para pelaku meminta korban melakukan deposit dalam jumlah tertentu, yang nantinya akan dikembalikan bersamaan dengan reward akhir. Jika tidak ada deposit, uang yang telah didepositkan tidak akan bisa ditarik. Modus lainnya adalah mencatut nama situs pencarian kerja Jobstreet. 

Dalam pesan tersebut, pengirim berpura-pura sebagai bagian dari HR Jobstreet, namun tanpa menyebutkan nama. Pekerjaan yang ditawarkan terlihat mudah, seperti mengklik favorit pada produk yang diunggah di lapak online e-commerce. Pihak yang ditawari pekerjaan hanya perlu memberikan tangkapan layar sebagai bukti, dan uang akan diberikan. Bagi yang pertama kali melaporkan tugas, akan mendapatkan bayaran sebesar Rp 30.000.

Sayangnya, penipuan berkedok lowongan pekerjaan melalui pesan WhatsApp masih terjadi hingga sekarang. Bahkan, para pelaku semakin agresif dengan mengirimkan pesan berkali-kali dan spam. Rangga adalah salah satu korban yang menerima empat pesan dalam sehari, dengan setiap pesan mengatasnamakan perusahaan yang berbeda, tetapi dengan isi pesan yang sama.

Kemnaker (Kementerian Ketenagakerjaan) melalui Kepala Biro Humasnya, Chairul Fadhly, menyatakan bahwa pihaknya sedang menyelidiki penipuan berkedok lowongan freelance tersebut. Masyarakat diminta untuk tetap waspada dan berhati-hati. Chairul juga memberikan beberapa tips agar masyarakat dapat menghindari modus penipuan serupa. 

Pertama, pastikan sumber informasi yang diterima. Kedua, jangan pernah diminta melakukan deposit atau transfer dana awal. Terakhir, periksa apakah reward yang ditawarkan sebanding dengan beban kerja yang diberikan.

Satgas Waspada Investasi juga memberikan tanggapan terkait kasus ini. Sekretariat Satgas, Hudiyanto, mengakui adanya peningkatan kasus penipuan lowongan freelance melalui pesan WhatsApp. Menurutnya, pendekatan utama dalam mengatasi masalah ini adalah dengan mengedukasi masyarakat agar tidak terjebak dalam modus penipuan tersebut.

Hudi menambahkan bahwa masyarakat perlu selalu memperhatikan dua aspek, yaitu Legal dan Logis, dalam setiap kegiatan investasi. Jika ada kegiatan investasi yang terlihat tidak jelas atau kurang meyakinkan dari kedua aspek tersebut, sebaiknya jangan tergoda untuk melakukannya.

Jika Anda menemui kejadian serupa, laporkan kepada Satgas melalui Kontak OJK 157 atau email waspadainvestasi@ojk.go.id. Satgas akan bekerja sama dengan Kominfo untuk memblokir link penawaran yang mencurigakan dan dengan aparat penegak hukum untuk tindakan lebih lanjut.


EmoticonEmoticon