Halo Sobat Finansial, kabar heboh datang dari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk! Ternyata, pada Kamis, 18 Januari 2024, BRI telah memutuskan untuk membayarkan dividen interim sebesar Rp12,7 triliun. Wah, nih, buat para pemegang saham BBRI pasti senang banget!
Ketertarikan kita pada berita ini muncul setelah melihat informasi terbuka yang diterbitkan oleh perseroan pada Selasa, 19 Desember. Menurut data tersebut, sekitar Rp6,8 triliun dari total dividen akan diserahkan kepada pemerintah, sedangkan sisanya, Rp5,9 triliun, akan dibagikan ke masyarakat.
Nah, keputusan besar BRI ini tentunya tak lepas dari kinerja apik perseroan sampai akhir Kuartal III 2023. Selama periode tersebut, BRI berhasil menjaga profitabilitas yang konsisten, serta menunjukkan pertumbuhan kredit dan penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang mantap, dilengkapi dengan aset yang terjaga dengan baik.
Prestasi positif BRI Group juga terlihat dari pertumbuhan aset yang meningkat 9,93 persen year on year (yoy) menjadi Rp1.851,97 triliun. Selain itu, laba yang berhasil diraih dalam 9 bulan mencapai Rp44,21 triliun atau tumbuh 12,47 persen yoy.
Melihat fungsi intermediasi, penyaluran kredit BRI berhasil tumbuh 12,53 persen yoy menjadi Rp1.250,72 triliun. Khususnya, penyaluran kredit UMKM juga mengalami pertumbuhan signifikan, mencapai 11,01 persen dari Rp935,86 triliun di Kuartal III 2022 menjadi Rp1.038,90 triliun di Kuartal III 2023, sehingga porsi kredit UMKM BRI terhadap total kredit mencapai 83,06 persen.
Penting juga dicatat bahwa BRI mampu menjalankan fungsi intermediasi ini dengan manajemen risiko yang ciamik. Ini terlihat dari rasio NPL BRI secara konsolidasian yang tetap terkendali dan terus menurun menjadi 3,07 persen.
Sementara itu, untuk mengantisipasi risiko, BRI telah menyiapkan pencadangan yang memadai. NPL Coverage BRI mencapai 228,65 persen, dengan pencadangan ini digunakan untuk write-off atas kredit yang bermasalah.
Pada sisi penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK), BRI juga mencatat pertumbuhan positif. Hingga akhir Kuartal III 2023, DPK BRI tumbuh menjadi Rp1.290,29 triliun. Dan perlu dicatat, dana murah (CASA) menjadi pendorong utama pertumbuhan DPK BRI, meningkat sebesar 13,21 persen secara year on year.
Untuk menjaga kelancaran penyaluran kredit dan pembiayaan, BRI didukung oleh likuiditas yang memadai dan permodalan yang kuat. Hal ini terlihat dari LDR bank yang terjaga di level 87,76 persen, dengan Capital Adequacy Ratio (CAR) sebesar 27,48 persen.
Direktur Utama BRI, Pak Sunarso, menyampaikan bahwa pembagian Dividen Interim ini adalah komitmen BRI untuk menciptakan nilai, baik dalam aspek ekonomi maupun sosial, terutama untuk para pemegang saham.
"Keberhasilan yang kita raih tidak hanya mencerminkan ketahanan kita dalam menghadapi berbagai tantangan, tapi juga menunjukkan tekad kita untuk terus berkembang dan memberikan yang terbaik bagi negara dan masyarakat Indonesia," ujar Pak Sunarso.
Lebih lanjut, Sunarso menjelaskan bahwa BRI memiliki potensi untuk membagikan dividen payout ratio lebih tinggi dari kondisi normal. Ini terbukti ketika BRI membayarkan 85% dari net profit tahun 2021 dan 2022 kepada pemegang saham sebagai dividen.
"Perseroan memastikan pembagian dividen interim ini tidak akan merugikan permodalan BRI. Semua kebutuhan investasi, termasuk investasi untuk IT, telah terpenuhi dan cadangan untuk meng-cover berbagai risiko juga telah disediakan dengan memadai," tandas Pak Sunarso.
Jadi, selamat untuk para pemegang saham BBRI! Semoga keberhasilan BRI terus membawa berkah untuk kita semua.
Ketertarikan kita pada berita ini muncul setelah melihat informasi terbuka yang diterbitkan oleh perseroan pada Selasa, 19 Desember. Menurut data tersebut, sekitar Rp6,8 triliun dari total dividen akan diserahkan kepada pemerintah, sedangkan sisanya, Rp5,9 triliun, akan dibagikan ke masyarakat.
dividen bbri 2024 |
Nah, keputusan besar BRI ini tentunya tak lepas dari kinerja apik perseroan sampai akhir Kuartal III 2023. Selama periode tersebut, BRI berhasil menjaga profitabilitas yang konsisten, serta menunjukkan pertumbuhan kredit dan penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang mantap, dilengkapi dengan aset yang terjaga dengan baik.
Prestasi positif BRI Group juga terlihat dari pertumbuhan aset yang meningkat 9,93 persen year on year (yoy) menjadi Rp1.851,97 triliun. Selain itu, laba yang berhasil diraih dalam 9 bulan mencapai Rp44,21 triliun atau tumbuh 12,47 persen yoy.
Melihat fungsi intermediasi, penyaluran kredit BRI berhasil tumbuh 12,53 persen yoy menjadi Rp1.250,72 triliun. Khususnya, penyaluran kredit UMKM juga mengalami pertumbuhan signifikan, mencapai 11,01 persen dari Rp935,86 triliun di Kuartal III 2022 menjadi Rp1.038,90 triliun di Kuartal III 2023, sehingga porsi kredit UMKM BRI terhadap total kredit mencapai 83,06 persen.
Penting juga dicatat bahwa BRI mampu menjalankan fungsi intermediasi ini dengan manajemen risiko yang ciamik. Ini terlihat dari rasio NPL BRI secara konsolidasian yang tetap terkendali dan terus menurun menjadi 3,07 persen.
Sementara itu, untuk mengantisipasi risiko, BRI telah menyiapkan pencadangan yang memadai. NPL Coverage BRI mencapai 228,65 persen, dengan pencadangan ini digunakan untuk write-off atas kredit yang bermasalah.
Pada sisi penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK), BRI juga mencatat pertumbuhan positif. Hingga akhir Kuartal III 2023, DPK BRI tumbuh menjadi Rp1.290,29 triliun. Dan perlu dicatat, dana murah (CASA) menjadi pendorong utama pertumbuhan DPK BRI, meningkat sebesar 13,21 persen secara year on year.
Untuk menjaga kelancaran penyaluran kredit dan pembiayaan, BRI didukung oleh likuiditas yang memadai dan permodalan yang kuat. Hal ini terlihat dari LDR bank yang terjaga di level 87,76 persen, dengan Capital Adequacy Ratio (CAR) sebesar 27,48 persen.
Direktur Utama BRI, Pak Sunarso, menyampaikan bahwa pembagian Dividen Interim ini adalah komitmen BRI untuk menciptakan nilai, baik dalam aspek ekonomi maupun sosial, terutama untuk para pemegang saham.
"Keberhasilan yang kita raih tidak hanya mencerminkan ketahanan kita dalam menghadapi berbagai tantangan, tapi juga menunjukkan tekad kita untuk terus berkembang dan memberikan yang terbaik bagi negara dan masyarakat Indonesia," ujar Pak Sunarso.
Lebih lanjut, Sunarso menjelaskan bahwa BRI memiliki potensi untuk membagikan dividen payout ratio lebih tinggi dari kondisi normal. Ini terbukti ketika BRI membayarkan 85% dari net profit tahun 2021 dan 2022 kepada pemegang saham sebagai dividen.
"Perseroan memastikan pembagian dividen interim ini tidak akan merugikan permodalan BRI. Semua kebutuhan investasi, termasuk investasi untuk IT, telah terpenuhi dan cadangan untuk meng-cover berbagai risiko juga telah disediakan dengan memadai," tandas Pak Sunarso.
Jadi, selamat untuk para pemegang saham BBRI! Semoga keberhasilan BRI terus membawa berkah untuk kita semua.
EmoticonEmoticon